ASUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Jaga
kehangatan
2. Bersihkan
jalan napas bila perlu
3. Keringkan
dan tetap jaga kehangatan
4. Potong
dan ikat tapi pasat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
5. Lakukan
inisiasi menyusui dini dan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
6. Beri
salep mata antibiotika tetrasiklin 1 %
pada kedua mata
7. Beri
suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, dipaha kiri annterolateral
setelah insiasi menyusui dini
8. Beri
imunisasi hepatitis B 0,5 Ml Intramuskular, di pada kanan anteroteral diberikan
kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1
Pemotongan
dan pengikatan tali pusat pada bayi normal, dilakukan sekitar 2 menit
setelahh bayi lahir (atau setelah bidan menyuntikkan aksitosin kepada ibu) ,
untuk memberi cukup waktu bagilah pusat mengalirkan darah kaya zat besi
kepada bayi
Dalam
asuhan bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut dengan baik:
·
teruskan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit ibu-baayi
selama 1 jam pertama
·
anjurkan ibbu untuk
mulai menyusui jika bayi sudah menunjukkan tanda siap menyusu
·
jangan meemberikan dot
ataau makanan apapun sebelum diberikan ASI , juga tidaak dianjurkan untuk
memberikan air, air gula dan susu formula.
Lakukan
pemantauan terhadap bayi yang diletakkan pada dada ibu setiap 15 menit selama
1-2 jam pertamma kehidupan, untuk hal-hal berikut:
1. pernapasan
: apakah merintih, terdapat retraksi diniding dada bawah/ perna[asan cepat
ü jika
terdapat tanda kesulitan bernapas (merintih, retraksi dinngin dada bawah atau
napas cepat ) maaka segera lakukan rujukan
2. kehangatan
: apakah kaki teraba dingin
ü jika
kaki teraba dingin , pastikan suhu ruangan hangaat. Tempatkan atau lanjutkan
bayi untuk kontak kulit ke kulit dengan
ibunya, serta selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat
ü periksa
kemmbali 1 jam kemudian. Bila tetap dingin dari 36,5 Derajat C ,dilakukan penatalaksanaan
hipotermi.
v PENCEGAHAN UMUM
KEHILANGAN PANAS TUBUH BAYI
Mekanisme pengaturan temperatur
tubuh pada BBL belum berfungsi sempurna.
Oleh kaarenaa itu jika tidaak segeraa dilaakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat menngalami hipotermia. Bayi
dengaan hipotermia. Hiporermia mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang relatif
hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah rentan untuk mengalami
hipotermia.
1) Mekannisme
kehilangan pannas tubuh bayi
Bayi
baru lahir dapat kehilangan panas
tubuhnya melalui cara-cara berikut:
·
Evaporasi
·
Konduksi
·
Konveksi
·
Radiadi
2) Praktik
terbaik untuk mencegah kehilangan panas pada APN
Cegah
terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:
·
Keringkan tubuh bayi
tanpa membersihkan verniks
·
Letakkan bayi agar
terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
·
Selimuti ibu dan
bayi dan pakaian topi di kepala
·
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir
Jangan memandikan bayi
sebeum 6 jam setelah bayi lahir.
·
Tempatkan bati
dilingkungan yang hangat
·
Bayi jangan dibendong
v MERAWAT TALI PUSAR
o Memotong
dan mengikat tali pusat
o Nasehat
untuk merawat tali pusat
ü Jangan,
membungkus patung tapi pusat atau
mengoleskan cairan / bahan apapun ke puntung tali pusat.
v INSIASI MENYUSUI DINI
DAN PEMBERIAN ASI
o Inisiasi
menyusui dini
Langkah-langkah IMD :
i.
Bayi harus mendapatkan
kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit 1 jam
ii.
Bayi harus menggunakan
nalurinya alamiahnya untuk melakukan inisiasi menyusui dini dan ibu dapat
mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika perlu
iii.
Menunda semua prosedur
lainnya yang harus dilakukan dilakukan
kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur
tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika salep mata, vitamin K1 dan lain lain.
o Keuntungan
inisiasi menyusu Dini bagi ibu dan bayi
§ Keuntungan
kontak kulit dengan kulit bayi
§ Keuntungan
inisiasi menyusu dini untuk ibu
§ Keuntungan
inisiasi menyusu dini untuk bayi
§ Manfaat
Memulai menyusu dini
o Langkah
inisiasi menyusu dini dalam asuhan bayi baru lahir
i.
Langkah 1 : Lahirkan ,
lakukan penilaian pada bayi, keringkan
ii.
Langkah 2 : lakukan kontak kulit dengan kulit selama
paling sedikit 1 jam
iii.
Lanngkah 3: biarkan
bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu
o Pemberian
ASI selanjutnya
Refleks laktasi
§ Refleks
mencari puting susu (Rooting reflex)
§ Refleks
menghisap (suckling reflex)
§ Refleks
menelan (swallowing reflex)
o Perawatan
payudara
o Manajemen
laktasi
Kegiatan menejemen
laktasi:
-
Masa antenatal
-
Segera setelah bayi
lahir
-
Masa neonatal
-
Masa menyusi selanjutnya
v PENCEGAHAN INFEKSI MATA
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan setelah 1 jam kontak kulit kek
kulit dan bayi selesai menyusui. Pencegah infeksi tersebut mengandung
antibiotika tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
1 jam setelah kelahiran. Upaya pemcegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
v PEMBERIAN VITAMIN K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan
vitamin ini, injeksi 1 mg intramuskular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan
bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin k yang dapat
dialami oleh sebagianBBL
v PEMBERIAN IMUNISASI BBL
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk
mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu/ bayi
. imunisasi hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1
pada saat bayi baru berumur 2 jam.
Selanjutnya hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan.
v PEMERIKSAAN BAYI BARU
LAHIR
Pemeriksaan
BBL dilakukan pada :
1. Saat
bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
2. Saat
kunjungan tidak lanjut (KN) , yaitu satu kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada
umur 4-7 hari dan 1 kali pada umue 8-28 hari.
Berikan
pengertian kepada ibu dan keluarga untuk tidak meninggalkan klinik sebelum umur
bayi 24 jam. Asuhan BBL dilakukan
selaama ibu dan bayi berada di klinik
o Asuhan
BBL selama berada di klinik sampai dengan umur 24 jam
o Pemeriksaan
bayi
o Menimbang
dan menilai kenaikan berat badan bayi
o Konselin
keluarga untuk perawatan BBL dirumah
o Tanda-tanda
bahaya BBL
o Penanganan
bayi selama dalam perjalanan ketempat Rujukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar