KONSEP
KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
1.
PENGERTIAN KELUARGA
- Sejarah tradisional keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal yang sama.Keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI 1988 adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
- Morgan (1977) dan Sitorus (1988) mengatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup social primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (Hubungan suami istri) dan ikatan kekerabatan (Hubungan antara generasi, orang tua- anak) sekaligus.
- Malinowski (1930) dan Megawani (1998), menyatakan bahwa keluarga merupakan sumber agen terpenting yang berfungsi meneruskan budaya melalui proses sosialisasi antara individu dengan lingkungan
Ada 3 elemen utama dalam struktur internal keluarga
yaitu:
1. Status
Sosial, dimana dalam keluarga nuklir distrukturkan oleh 3 struktur utama, yaitu
bapak/suami, ibu/istri, dan anak. Sehingga keberadaan status social penting
karena dapat memberikan identitas kepada individu serta memberikan rasa
memiliki, karena ia merupakan bagian dari system tersebut.
2. Peran
Sosial, yang menggambarkan peran dari masing-masing individu atau kelompok
menurut status sosialnya
3. Norma
Sosial, yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang menggambarkan
sebaiknya orang bertingkah laku dalam kegiatan sosial
2.
STRUKTUR KELUARGA
a.
Patrilineal : keluarga sedarah t.d sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, garis ayah.
b.
Matrilineal : keluarga sedarah t.d sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, garis ibu.
c.
Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d.
Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan segan
suami atau istri.
3. PERANAN KELUARGA
a. Peranan Ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak, berperan
mencari nafka, pendidik, pelindung, sebagai KK, anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkuganny.
b. Peranan
Ibu
Mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik,
pelindung bagi anak-anaknya, satu kelompok dari peran sosial, anggota
masyarakat dari lingkungan dan pencari nafkah tambahan.
c.
Peranan Anak
Melaksanakan peran pisiko-sosial sesuai tingkat
perkembangan.
1.
Prasekolah;
a. memegang
kompetisi untuk mendapat perhatian dari orang tua.
b. Memegang
keluhan terhadap hasil perlakukan yang terima.
2. Usia
sekolah;
a. belajar bagaimana berhubungan dengan kawan sebaya
dari kelamin yang berlawanan
b. member nasihat kepada yang lebih muda.
c. menghasilkan informasi baru untuk sodara yang lebih
muda.
d. menjadi penasihat dan panutan terhadap sodara
kandung.
e. memberikan dorongan dan pengertian jika terjadi
konflik.
f. menjadi mediator dalam keluarga dan juga antar
keluarga dan masyarakat yang lebih luas.
3. Masa
Dewasa
1. Belajar bagaimana berhubungan dengan kawan sebaya
dari
kelamin yang
berlawanan
2.
Memberi nasehat kepada yang lebuh muda
3.
Menghasilkan informasi baru untuk saudara yang lebih muda
4.
Menjadi penasehat dan panutan terhadap saudara kandung
5.
Memberikan dorongan dan pengertian jika terjadi konflik
6.
Menjadi mediator dalam keluarga dan juga antar keluarga dan
masyarakat yang lebih luas.
4. Orang Tua
a.
pembiayaan sodara dalam konteks perawatan.
b.
pembiayaan sodara lain.
c. menjadi panutan setelah
orang tua meninggal.
d. membawa diri dan member support.
4.TIPE/BENTUK KELUARGA
a. keluarga inti (NUCLEAR
FAMILY); keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak.
b. keluarga besar(Extendet
Family); keluarga inti ditambah dengan sanak
sodara
c.
keluarga berantai(Serial Famil);
keluarga terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d.
keluarga duda/janda(Single Family);
keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. keluargan berkomposisi(Composite Family); keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. keluarga kabitas(Cahabitatio); dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan.
5. TUGAS-TUGAS KELUARGA
1. pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga
3. pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai
dengan kedudukannya
masing-masing
4. sosialisasi antar anggota keluarga
5. pengaturan jumlah anggota keluarga
6. pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. penempatan anggota-anggota keluarga dalam
masyarakat yang lebih luas
8. membangkitkan dorongan dan semangat para anggota
keluarga
6. CIRI-CIRI KELUARGA NDONESIA
a. Suami
sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan
satu kesatuan yang utuh
c.
Berbentuk monogram
d.
Bertanggung jawab
e.
Pengambil keputusan
f.
Menerusakan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan
kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai
semangat gotong royong
7. POLA KEHIDUPAN KELUARGA INDONESIA
a. Daerah
pedesaan :
Tradisional
Agraris
Tenang
Sederhana
Akrab
Menghormati
orang tua
b. Daerah
perkotaan :
Dinamis
Rasional
Konsumptif
Demokratis
Individual
Terlibat dalam kehidupan politik
8. PERAN DAN FUNGSI KELUARGA
a. Peranan
keluarga
Peranan
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan indifidu dalam keluarga di dasari
oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Berbagai
peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan
ayah, ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu,
sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu juga berperan sebagai mencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
Peran anak,
anak-anak melaksanakan peranan psiko sosialnya dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Fungsi
keluarga
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya
terdiri atas 3, yaitu :
ASIH
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkanmereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
ASUH
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan asuhan
terhadap anak-anak agar kesehatan anak selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat, baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
ASAH
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
7
9. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
1. Tahap Pembentukan Keluarga
Tahap yang dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan
dalam membantu rumah tangga.
2. Tahap Menjelang Kelahiran Anak
Tahap dimana keluarga melakukan tugas untuk
mendapatkan keturunan sebagai penerus
3. Tahap Mengadapi Bayi
Tahap dimana keluarga mengasuh, mendidik dan
memberikan kasih saying kepada anak, mengingat pada tahap ini kehidupan bayi
sangat tergantung kepada kedua orang tuannya dengan kondisi yang masih sangat
lemah
4. Tahap Mengahadapi
Anak Pra Sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai kehidupan sosialnya,
sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalh
kesehatan, dan merupakan tahapan dimana anak sangat sensitive terhadap pengaruh
lingkungan. Tugas keluarga mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
5. Tahap Menghadapi
Anak Sekolah
Tahap dimana keluarga dihadapkan pada bagaimana
mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak-anak.
6. Tahap Menghadapi Anak Remaja
Adalah tahap paling rawan, dimana anak mulai mencari
identitas diri didalam membentuk kepribadiannya, karena itu suri tauladan dari
kedua orang tuannya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap Melepaskan Anak ke Masyarakat
Tahap dimana keluarga melepaskan anak-anaknya kemasyarakat
dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya. Pada tahapan ini anak akan memulai
kehidupan berumah tangga.
8. Tahap Berdua Kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga
akan merasa sepi, dan bila tidak menerima kenyataan, akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
9. Tahap Masa Tua
Tahap dimana keluarga masuk ketahap lanjut usia, dan
kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar