BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keberhasilan
transisi ke kehidupan ekstrauterin di evaluasi dengan skor Apgar. Dikembangkan
pada tahun 1950-an oleh Dr. Virginia Apgar untuk memprediksi kemampuan bertahan
hidup neonatus, skor ini membantu bidan mengevaluasi transisi
dan kebutuhan resusitasi.
Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan
diri dengan kemandirian ekstrauterin. Periode transisi ini pertama kali
dijelaskan oleh Desmond et al. Aktivitas periode transisi ini mencerminkan
kombinasi respons simpatis terhadap stress kelahiran (takipnea, takikardia) dan
respons parasimpatis (yang ditandai dengan adanya mucus, muntah, dan
peristalsis). Keberadaan hormone stress membantu mengaktifkan aktivitas
kehidupan ekstrauterin sepenuhnya.
Penilaian
keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai
Apgar. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Penilaian secara Apgar ini juga
mempunyai hubungan yang bermakna dengan mortalitas dan morbiditas bayi baru
lahir (Drage, 1964). Cara ini dianggap paling ideal dan telah banyak digunakan
dimana-mana. Adapun penilaiannya meliputi frekuensi jantung (heart rate), usaha
nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan
reaksi terhadap rangsangan (respon to stimuli).
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apa arti nilai Apgar ?
2.
Apa tujuan mengevaluasi nilai Apgar?
3.
Bagaimana cara mengevaluasi nilai Apgar?
1.3.Tujuan Penulisan
1.
Mengetahuai pengertian nilai Apgar.
2.
Mengetahui masud dan tujuan mengevaluasi nilai
Apgar.
3.
Mengetahui bagaimana cara mengevaluasi nilai
Apgar.
BAB II
ISI
MENGEVALUASI NILAI APGAR
2.1. Pengertian Nilai Apgar
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score)
adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi
kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk
mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi
Penilaian APGAR adalah sebuah tes cepat yang dilakukan pada menit pertama
dan kelima pasca kelahiran, skor pada menit ke-1 memberi gambaran seberapa baik
bayi melakukan toleransi terhadap proses kelahiran. Menit ke-5, skor memberikan
penilaian akan bagaimana bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Nilai Apgar ditentukan dengan
menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon
terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2. Total Skor bernilai antara 1 sampai
dengan 10, dengan nilai 10 memberikan gambaran bayi yang paling sehat.
Tes APGAR bisa dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang menolong
persalinan. Di mana ada lima komponen yang diperhatikan: Appearance, Pulse,
Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus
otot/keaktifan, dan pernapasan).
2.2. Tujuan Mengevaluasi Nilai
Apgar
Penilaian ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi
secara umum bayi baru lahir dan memutuskan untuk melakukan tindakan
darurat atau tidak. Penilaian ini bukan ditujukan sebagai preidiksi terhadap
kesehatan bayi atau perilaku bayi, atau bahkan status intelegensia/kepandaian.
Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat
memiliki skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit
pertama saat baru lahir.
Perlu diingai bahwa skor Apgar
agak rendah (terutama pada menit pertama) adalah normal pada beberapa bayi baru
lahir, terutama bayi yang lahir dari ibu hamil dengan risiko tinggi, lahir
melalui proses operasi cesar, atau ibu yang memiliki komplikasi selama
kehamilan maupun proses persalinan. Skor Apgar yang rendah juga bisa terjadi
pada bayi prematur, dimana kemampuan untuk menggerakkan otot/alat gerak lebih
rendah daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur dalam kasus apapun akan
memerluan pemantauan ekstra dan bantuan pernapasan, dikarenakan paru-paru belum
sempurna.
Tes APGAR ini hanya menilai apa yang bisa dilihat dan dirasakan oleh
penolong persalinan, sehingga tidak memiliki risiko pada bayi baru lahir – tes
ini dengan kata lain adalah tes yang aman bagi bayi.
Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab nilai APGAR yang rendah pada
bayi baru lahir, di antaranya adalah:
1) Persalinan yang
terlalu cepat. Hipoksia (kekurangan
oksigen) dapat terjadi pada persalinan yang terlalu cepat oleh karena kontraksi
yang terlalu kuat atau trauma pada kepala bayi.
2) Terjerat tali pusat. Umum dikenal dengan “nuchal cord”, di mana tali pusat (plasenta/ari-ari) melilit
pada leher janin (baik sekali waktu atau beberapa kali) dan mengganggu aliran
darah, maka hipoksia bisa terjadi karena lilitan ini.
3) Prolaps tali pusat. Kondisi yang terjadi ketika tali pusat
mendahului fetus keluar dari rahim. Kondisi ini adalah kedarutan obstetri yang
membahayakan kehidupan janin. Namun prolaps tali pusat adalah kasus yang
jarang. Ketika fetus juga akan ikut lahir, sering kali menekan tali pusat dan
menimbulkan hipoksia.
4) Plasenta previa (placenta preavia). Merupakan kondisi kelainan obstretri di mana tali pusat terhubung pada
dinding rahim yang letaknya dekat atau menutup leher rahim. Hal ini
meningkatkan risiko perdarahan antepartum (vaginal), yang
berujung juga pada hipoksia bagi janin.
5) Aspirasi mekonium. Jika mekonium di ada dalam paru-paru fetus,
maka bisa terjadi permasalahan pernapasan. Hal ini dikenal juga sebagai “Sindrom Aspirasi Mekonium”.
6) Beberapa sebab lain bisa berupa obat-obatan yang
dikonsumsi ibu sebelum persalinan, dan bayi preterm (prematur).
2.3. Mengevaluasi Nilai Apgar
Lima kriteria Skor Apgar:
Nilai 0
|
Nilai 1
|
Nilai 2
|
Akronim
|
|
Warna kulit
|
seluruhnya biru
|
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki
normal merah muda, tidak ada sianosis |
Appearance
|
|
tidak ada
|
<100 kali/menit
|
>100 kali/menit
|
Pulse
|
|
Respons refleks
|
tidak ada respons terhadap stimulasi
|
meringis/menangis lemah ketika distimulasi
|
meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas
|
Grimace
|
lemah/tidak ada
|
sedikit gerakan
|
bergerak aktif
|
Activity
|
|
Pernapasan
|
tidak ada
|
lemah atau tidak teratur
|
menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
|
Respiration
|
Interpretasi Nilai Apgar
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran,
dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor
|
Interpretasi
|
Catatan
|
7-10
|
Bayi normal
|
|
4-6
|
Agak rendah
|
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir
yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.
|
0-3
|
Sangat rendah
|
Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
|
Penanganan Bayi
Baaru Lahir Berdasasrkan NILSI APGAR
Nilai APGAR 5 Menit Pertama
|
Penaganan
|
0-3
|
|
4-6
|
|
7-10
|
|
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat
menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih
lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi
masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit
kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30
menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi
signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk
menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera; dan tidak didisain
untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score)
adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar. Tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang
baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan
prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut. Diasarkan
pada observasi denyut jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks
iritabilitas, dan warna yang diobservasi pada menit 1 dan 5 setelah kelahiran
dan diulang setelah kondisi bayi stabil. Masing-masing
diberi nilai 0, 1 atau 2. Total Skor bernilai
antara 1 sampai dengan 10, dengan nilai 10 memberikan gambaran bayi yang paling
sehat.
3.2. SARAN
Mahasiswa
kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan evaluasi
Apgar pada bayi baru lahir untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau
tidak yang ini merupakan salah satu masalah yang harus dikuasai karena
berkaitan dengan profesinya nanti. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah
dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Buku
Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika
Sulistyawati,A. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Sumarah, SSiT, dkk. 2009. Perawatan Ibu
Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya
Varney Hellen.1997. Varney Midwifery.
2 ed. London : Jones and Bartlett Publishers International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar