Rabu, 18 Desember 2013

Ketika Ketulusan Hanya Sekedar Kata

Diposkan oleh Diary_duniakuNona Vhii
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtpdGFvDHol8jtxLkkqwNHXb-fUEZjz4owfukvQiG-uNU0hkqVy6F-xVPNJoHlBxJif6Hzawmb9hz7xWIG7AP6zJsyqyJB7Vkbd0mJG101xnDjq6rMfHC0Zr_8Jqq1Uu6CcungQF53AZ2s/s400/tulus
Rasa cinta terasa sangat bermakna dengan kepercayaan dan kesetian. Kita sering menaruh harapan yang sangat besar kepada orang yang kita cintai hingga tanpa sadar terkadang akhirnya kita malah beranggapan bahwa orang yang kita cintai tidak mungkin melukai kita. Dan kalau sudah sampai pada pemikiran ini, tentu ujungnya adalah kecewa dan luka. Merasa dikhianati dan dikecewakan. Kita mungkin lantas berpikir bahwa dia, orang yang kita cinta tidak mencintai kita sebesar kita mencintai dia. Apapun yang ia lakukan akhirnya terasa begitu mencurigakan. Padahal kita selalu berusaha untuk percaya, hhhmmm namun kata percaya bukanlah sekedar percaya pada apa yang logis saja, jika sudah percaya maka juga harus percaya pada sesuatu yang tidak bisa dipercayai, itulah makna PERCAYA. Dan hal inilah yang sering kita abaikan, percaya sampai akhir atau tidak sama sekali. Anda sudah memilih "orang itu" sebagai bagian dari diri anda, seharusnya dari awal anda percaya sepenuhnya pada pilihan anda sendiri. Yeah, memang tidaklah mudah jika sudah banyak fakta yang menjelaskan bahwa "orang yang anda pilih' melakukan hal yang salah kepada anda, tapi percayalah sampai batas paling tinggi menurut kemampuan anda. Jika sudah melebihi batas yang anda tetapkan sejak awal maka anda berhak untuk berhenti percaya. Karena kita manusia biasa, curiga dan ragu adalah wajar dalam batas tertentu.
Lalu, bagaimana kalau kecurigaan dan keraguan anda benar adanya? Anda terluka ? Merasakan sakit hingga meninggalkan bekas luka yang sangat dalam. Itu sering terjadi.
Berikut ada sebuah puisi berjudul
                             Sebuah Tanda Luka
Aku memang tidak punya kata, tidak pernah punya
Hanya untuk memanjangkan lima huruf dalam satu kata penuh luka
Hanya untuk mencinta ku harus keliling dunia, tak pernah bertemu, tak pernah mengerti
Ku pikir cinta adalah titik awal luka yang tak habis sepanjang usia
Diujung cerita penyesalan dan kecewa jelas tertera
Cinta bagiku luka, aku percaya luka yang menganga itu terbuka dengan mudahnya
Aku tak akan terluka begitu mudahnya, lagi
Karena tak akan mencinta, lagi
Aku suka, kesepian adalah segalanya
Dibandingkan duka dan luka karena cinta itu sendiri
Kesepian adalah segalanya, segalanya
Seperti api dalam tumpukan jerami, membakarku hangus dalam diam
Biarlah, nyatanya yang hidup akan mati juga
Apalah bedanya untukku, mati karena apa? Sekarang atau lusa? Sama saja.
(By:Vjii)
  
Seperti puisi diatas, apakah kita lantas menjadi pembenci yang memilih hidup dalam kesepian? memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi agar tidak terluka. Lalu, apa kita benar-benar tidak akan terluka? Menjadi pembenci bukanlah jaminan untuk tidak terluka. Kehilangan harapan dan merasa ingin mati juga bukanlah akhir yang tenang untuk kisah cinta penuh luka, tapi awal dari kisah baru yang lebih suram dari kisah sebelumnya, kisah yang tidak pernah kita bayangkan. Jangan membenci apa pun, karena anda sendiri yang akan tersiksa. Membenci seseorang berarti anda peduli padanya, memusatkan tenaga dan pikiran untuk mengamatinya hanya untuk memuaskan rasa benci yang anda tanamkan. Itu sangat melelahkan. Anda mungkin pernah mendengar bahwa semakin kita membenci seseorang maka kita akan semakin mirip dengannya. Saya yakin, tidak akan ada yang suka bila seandainya dirinya disamakan dengan orang yang ia benci. Namun itulah kenyataannya, jika anda membenci seseorang maka anda tidak ada bedanya dengan orang tersebut.
Cinta memanglah sumber luka dan kecewa. Dan terkadang meninggalkan bekas yang sangat sukar hilang. Kita sering merasa tidak adil setelah semua yang kita lakukan dengan sepenuh hati, namun dengan sekuat tenaga berusahalah ikhlas dan mulai memaafkan, jiwa kita akan memperoleh suatu ketenangan yang sering kita dambakan, toh kebahagian bukan hanya tentang keadilan, namun juga tentang cinta dan kasih sayang tanpa mengharapkan apapun. Ikhlas dalam memaafkan memang bukanlah perkara mudah, kita semua butuh waktu dan kesiapan untuk hal itu. Jadi mulailah bersiap dari sekarang, mari sama-sama kita melatih diri untuk selalu ikhlas memaafkan seseorang yang telah mengkhianati dan mengecewakan ketulusan kita.
Dan ada satu Quote lagi buat teman-teman semua, yang mungkin sudah pernah anda dengar:
"Cinta memanglah sumber luka. Hanya saja, pertanyaannya adalah pada siapa anda rela dan percaya untuk disakiti?"

SMILE ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar