Indonesia Akan Mengalami Surplus Bidan pada 2015
Kampus-kampus yang memiliki jurusan
kebidanan terus menjamur, sehingga jumlah bidan yang dihasilkan juga makin
bertambah. Diperkirakan pada tahun 2015 Indonesia akan mengalami surplus bidan
dan sebagian harus dikirim ke luar negeri.
Perkiraan ini disampaikan oleh Ketua
Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr Harni Koesno, MKM
sebagaimana dilansir Detikcom. Menurut Dr Harni, kebutuhan bidan yang ideal
adalah 1 bidan untuk 1.000 warga. Dengan perkiraan populasi Indonesia pada
tahun 2012 adalah 250 juta jiwa, maka kebutuhan pada saat itu adalah 250 ribu
orang tenaga bidan untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Padahal menurut catatan PP IBI, saat
ini sudah ada 200-an ribu lulusan kebidanan dan sudah 101 ribu yang terdaftar
sebagai anggota PP IBI. Padahal dengan sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas
dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2 maka tiap tahun ada 29
ribu bidan baru. “Dengan perbandingan tersebut, diperkirakan pada tahun 2015
akan terjadi surplus bidan,” kata Dr Herni.
Untuk memberdayakan bidan-bidan yang
jumlahnya berlimpah itu, Dr Harni telah bekerjasama dengan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk mengirim sebagian bidan ke luar
negeri. Salah satu negara yang menjadi tujuan pengiriman adalah Timor Leste.
“Kemarin kita sudah mengirim 6 bidan ke
luar negeri yakni Timor Leste, dan nanti akan menyusul 10 bidan lain ke sana.
Pengiriman ke negara lain yaitu Kanada, Australia, Amerika Serikat dan Dubai
juga ada tapi mungkin masih nanti,” kata Dr Harni.
Sementara itu, alumni sekolah bidan di
Kalimantan Selatan kini membludak setelah pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan sejak beberapa tahun terakhir mendorong dibukanya jurusan
kebidanan untuk fakultas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan
Selatan Rosihan Adhani di Banjarmasin, mengatakan, sejak lima tahun terakhir di
Kalimantan Selatan banyak berdiri sekolah kebidanan. “Kini sekolah-sekolah
tersebut mulai meluluskan mahasiswa kebidanan yang siap ditempatkan di seluruh
wilayah Kalimantan Selatan,” kata Rosihan.
Banyaknya sekolah kebidanan di Kalsel
tersebut didorong adanya kekurangan bidan di daerah ini untuk ditempatkan di
seluruh desa di daerah kaya sumber daya alam ini.
Kondisi
sama juga terjadi di Kabupaten Bengkalis, pasca adanya registrasi ulang dari
pusat, hingga akhir Desember 2011 kemarin mencapai 500 orang lebih. Saat ini,
untuk pendataan bidan yang nantinya akan diterbitkan Surat Tanda Registrasi
(STR), sudah dikirim ke provinsi untuk pendataan kembali.
Menurut Ketua Cabang Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) Kabupaten Bengkalis Hj Linda, peregistrasian ulang bagi seluruh
bidan, terutama bagi bidan yang telah menamatkan pendidikannya dibawah tahun
2011, perlu dilakukan dan harus mengantongi surat registrasi kebidanan. Jika
tidak memiliki surat registrasi, maka bidan yang bersangkutan di tahun 2012
ini, diharuskan mengikuti uji kompetensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar