MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
“PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL UNTUK
PERUBAHAN SOSIAL”
OLEH:
|
|
AKADEMI KEBIDANAN
DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya , sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Masalah Sosial untuk Perubahan Sosial”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing d yang telah membimbing dan
orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna.
Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Bondowoso
, 9 Desember 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta
dimasyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus
memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung
jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan
baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui Agama, kesenian tradisional,Paguyuban,
suku banjar.
1.2
Rumusan masalah
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam Agama?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam Seni Tradisional?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam paguyuban?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam suku Banjar?
1.3
Tujuan
ü Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pendekatan
sosial dalam praktek kebidanan meliputi pendekatan sosial dalam
agama,Tradisional, Paguyuban dan Suku Banjar.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL UNTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.
PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL
Pendekatan
adalah suatu cara untuk mendekatkan atau masuk ke lingkungan sosial yang baru
agar kita bisa diterima dengan baik di lingkungan tersebut. Pendekatan ada
berbagai cara yaitu sebagai berikut:
a.
Pendekatan
Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani
hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain
itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagaima salah hidup
yang sedang dihadapi. Adapunaspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan
pelayanan kebidanandan kesehatan diantaranya :
·
Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu
menjaga kesehatannya.
·
Agama memberikan dorongan
batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfat baik bagi dirinya, keluaga masyarakat serta
bangsa.
·
Agama mengharuskan umat
manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala
aktivitasnya
·
Agama dapat
menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
b.
Pendekatan
Melalui Kesenian Tradisional
Istilah seni pada mulanya berasal
dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang
mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau
jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya
Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil.
·
Kesenian secara umum, dikenal dengan
rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa
keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang.
·
Kesenian tradisional adalah kesenian
yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun
atau kesenian baru,hasil dari pengembangan kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan
Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara
naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara
aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan yang
dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan dapat mampu memberi
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan praktik kebidanan
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan rumah
sakit. Oleh karena itu dalam hal ini tenaga bidan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kebidanan secara optimal.
Agar dalam menjalankan peran fungsi bidan dengan baik,
maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani dalam
pelayanan kepada pasiennya. Tercapainnya suatu pelayanan kebidanan perlu
adanya suatu tenaga bidan yang professional dan dapat memeberikan pelayanan
kebidaan yang berdasarkan kaida – kaidaah profesi bidan. Yaitu dengan cara :
·
Memiliki pengetahuan yang luas
·
Menggunakan pendekatan kepada
msyarakat baik secara sosial dan budaya yang akurat.
Tujuannya Diadakan Pendekatan dalam praktik kebidanan
adalah Memudahkan masyarakat dalam menerima informasi atau pelayanan yang
diberikan petugas, bahwa semua yang diberikan petugas itu benar
adanya. Dalam memberikan pelayanan kebidanan,bidan harus aktif dalam
memberikan pendekatan terhadap masyarakat. Dan juga seorang bidan harus bisa
menggerakkan peran masyarakat, khususnya dengan kesehatan ibu hamil.
ü
Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran
akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya
seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
·
Kepekaan eksistensi yang berkembang
pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang
membinanya.
·
Pengetahuan
kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni,
perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud
dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan
bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat
karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
ü
Peranan Seni
·
Seni sebagai kebutuhan.Dalam
memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai
perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan
pekerjaannya.
·
Seni sebagai ungkapan gagasan dan
alat komunikasi.
·
Sebagai ungkapan gagasan. Untuk
mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi
atau dipergunakan oleh orang lain.
·
Alat komunikasi. Berisi pesan
yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah
pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik,
ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton
dan nyanyian dalam drama modern.
ü
Kesenian sebagai media penyuluhan
kesehatan
Seorang petugas bisa menyelipkan
pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
·
Kesenian wayang
baik wayang kulit, orang ataupun golek, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan
misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll.
·
Mencipkan
lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah
setempat.
ü
Kesenian Sebagai
Seni Terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui
kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa
manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni
diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik
stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni
memahat patung, dll.
c.
Pendekatan
Melalui Paguyuban
Pendekatan dalam system
paguyuban. Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para
warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
ü
Ciri-Ciri
Paguyuban :
·
Adanya
hubungan perasaan kasih sayang
·
Adanya
keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
·
Tidak suka
menonjolkan diri
·
Selalu
memegang teguh adat lama yang konservatif
·
Sifat
gotong royong
·
Hubungan
kekeluargaan masih kental
d. Pendekatan
Dalam Sistem Banjar
Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas
prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan
kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang
diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada
umumnya tampak beberapa perbedaan,antara desa dipegunungan dan desa adat di
tanah datar. Menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas
dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang
diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.
ü
Cara –
cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali :
·
Menggerakan
dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan
penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan
setempat.
·
Pemerintah
memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang
ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah
pedalaman.
·
Penyuluhan
kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat .
·
Membina
dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan
sebagai pendidik ).Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah
kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.
2.
PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi
pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas.
Proses berubah dapat juga di artikan sebagai proses beranjaknya sesorang dari
keadaan status quo menjadi keaddaan keseimbangan semu.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap
dan memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga
perubahan yang terjadi secara radikal biasanya akan menemuui banyak hambatan
a. Macam-Macam Proses Berubah
ü
Perubahan Spontan
·
Perubahan yang terjadi tidak
diramalkan atau diprediksi sebelumnya
·
Perkembangan, yaitu perubahan yang
berbentuk kemajuan/peningkatan/penambahan yang terjadi pada individu, kelompok
atau organisasi
·
Perubahan yang direncanakan yaitu
sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
ü
Perubahan ditinjau dari keterlibatan
:
·
Melalui penyediaan informasi yang
cukup
·
Adanya sikap positif terhadap
perubahan sesuatu atau inovasi
·
Timbulnya komitmen diri untuk
berubah
ü
Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan
:
·
Perubahan berencana, contohnya
menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
·
Perubahan acak/kacau, contohnya
tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
ü
Faktor Pendukung/Pendorong
·
Perubahan dipandang sebagai suatu
hal yang positif oleh seseorang yang akan berubah.
·
Perubahan sesuai dengan nilai-nilai
dan norma yang diyakini.
·
Perubahan dilakukan pada hal-hal
yang kecil terlebih dahulu.
·
Melibatkan tokoh/orang lain yang
berpengaruh.
ü
Faktor Penghambat
·
Tidak adanya kemauan untuk berubah.
·
Perubahan yang dilakukan adalah
perubahan yang sangat sulit dilakukan.
·
Tidak adanya orang/lingkungan yang
mendukung target berubah untuk melakukan perubahan.
ü
Cara Mempengaruhi Kekuatan
·
Meningkatkan factor
pendukung/pendorong
1)
Memberikan dukungan dan dorongan
terus menerus selama berlangsungnya proses berubah.
2)
Menggunakan keberhasilah perubahan
orang lain sebagai contoh.
ü
Merngurangi/menekan Faktor
Penghambat
·
Mempertahankan forum diskusi baik
langsung maupun tidak langsung kepada target berubah
·
Menyediakan informasi yang di
perlukan pada saat yang tepat sesuai dengan kemampuan target berubah.
c. Tahap-tahap Proses
Berubah/Perubahan
ü
Roger (1962)
|
|
||||||
Roger melihat tahap perubahan
dari kemampuan individu untuk berubah
,yaitu:
·
Timbul kesadaran untuk berubah
(Awareness)
·
Muncul minat untuk mengadakan
pembaharuan (interest)
·
Mengadakan penilaian terhadap hal
yaang baru (evaluation)
·
Uji coba terhadap sesuatu yang
baru (Trial)
·
Menerima perubahan setelah
melakukan percobaan dan berhasil (Adoption)
ü
Lippit (1973)
|
||||||||||
|
||||||||||
Lippit melihat keberhasilan perubahan
dari segi change agent/inovator/pembaharuannya.
·
Mendiagosis masalah
“Change Agent” menganalisis
adanya kebutuhan berubah pada individu lain
·
Mengkaji motivasi unsur change
agent/pembaharu/sumber daya yang dapat dimanfaatkan
·
Menetapkan tujuan berubah
·
Menetapkan peran yangsesuai
dengan unsur pembaharu/change agent
·
Mempertahankan perubahan pada
tingkat yang telah dicapai
·
Mengakhiri bantuan yang diberikan
jika telah berhasil.
ü
Kurt Lewin (1951)
Lewin melihat perubahan dari
situasi dan kondisi.
·
Pencarian ( Unfreezing)
Keadaan siap berubah yaaitu
penghambat.
1)
Adanya motivasi yang kuat
2)
Adanya kesiapan untuk berubah
3)
Analisis kekuatan,yaitu faktor
pendukung yang lebih besar dari padda faktor penghambat.
·
Bergerak (Moving)
1)
Mulai menuju tahap baru
2)
Telah memiliki cukup informarsi
untuk beranjak dan menyepakati rancangan
kegiatan
3)
Sikap dan kemauan sudah mendukung
·
Pembekuan kembali (Refreezing)
1)
Mencapai tingkat baru, perilaku
yang baru diperoleh dan diintegrasikan kedalam pribadi
2)
Mencapai upaya penguatan(Reinforcement)
terus menerus ,umpan balik positif ,kritik
membangun dan mendorong akan menguatkan perilaku yang baru dipelajari
Untuk mencapai tahap baru yaitu faktor pendorong
sama dengan penghambat sehingga terjadi keseimbangan.
d. Bentuk Perubahan
ü
Penambahan
ü
Penggantian
ü
Memmbangun kembali
ü
Menghilangkan pola perilaku lama
ü
Memperkuat pola perilaku lama
e. Tingkat Perubahan
ü
Tingkat berubah
·
Pengetahuan (Knowledge)
·
Sikap (Attitude)
·
Perilaku individu (Individual
Behavior)
·
Perilaku kelompok (Group
behavior)
ü
|
|
ü
Dampak perubahan
·
Individu
Bagaimana individu mempersiapkan
diri untuk menghadapi perubahan dan
mengelola perbahan tersebut
·
Organisasi /kelompok
Bagaimana kelompok tersebut
beradaptasi terhadap perubahan tersebut dalam hal pandaangan dan pengelolaan
program program yang selanjutnya
·
Geopolitik
Bagaimana badan baaik dalam
lingkup nasioanal maupun internasional menghadaapi tuntutaan perubahan dan
masalah-masalah yang bersifat global.
f. Strategi untuk Berubah
ü
Rasional empirik
Dasar : Manusia dalah mahluk sosial
Cara : Pnyebaran pengetahuan dan penelitian
ü
Re e dukatif normatif
Pendukung : Norma,sosial budaya, komitmen diri
Perubaahan norma meliputi sikap
dan nilaai
ü
Paksaan/ kekuatan
Meliputi adalah kekuatan dari
Institusi, Kekuasaan, Manipulasi kekuatan elit
g. Faktor Penentu Keberhasilan
Berubah
Perubahan terencana :
ü
Adanya keuntungan relatif
Perubahan akan lebih mudah terjadi jika berbarengan dengan proses pendidikan,
adanya naturalisasi sosial budaya dan
pengalaman yang menjadikan seseorang berubah.
ü
Adanya kesesuaian
Perubahan akan terjadi sesuai
dengan kebutuhan dasar manusia, nilai-nlai hidup.
ü
Adanya kerumitan
Perubahan akan lebih sulit
terjadi apabila hal yang akan dirubah adalah sesuatu yang rumit , atau dengan
kata lain semakin rumit perubahan itu akan semakin sulit berhasil.
ü
Adanya uji coba
Perubahan akan lebih mudah
dilaksanakan apabila telah terbukti nyata.
ü
Dapat dikomunikasikan
Perubahan akan lebih mudah
dilakukan apabila hal tersebut dapat dikomunukasikan dengan orang lain sehingga
cara-cara atau langkah-langkah berubah tersebut akan lebih mudah dimengerti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan Melalui Agama:Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat
manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan
dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa
seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam
kegiatan apresiatif. Kesenian
sebagai media penyuluhan kesehatan seni diharapkan akan memberikan
dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin.
Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll. Pendekatan
Melalui Paguyuban adalah suatu kelompok atau
masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan
sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan
pamrih-pamrih. Pendekatan
Dalam Sistem Banjar Dalam
kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip
keturunan.
3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa harus lebih memahami mengenai Pendekatan
Masalah soaial untuk Perubahan sosial. Dengan pengetahuan yang
dimiliki diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan dan menerapkan Pendekatan
Masalah soaial untuk Perubahan sosial
DAFTAR PUSTAKA
ü Nurhayati,
Apriana dan Bustani ,Anita. 2012.Konsep
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ü Soepardan
Suryani.2008.Konsep kebidanan.Bandung:EGC
ü Estiwidani
Dwana,Meilani Niken, Widyasih Hesty, Widyastuti Yani.2008. Konsep kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
ü http://Kebidanan.blogspot.com
2012/12/aspek-sosial-budaya-tradisional-dalam-praktek-kebidanan.html
MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
“PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL UNTUK
PERUBAHAN SOSIAL”
OLEH:
|
|
AKADEMI KEBIDANAN
DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya , sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Masalah Sosial untuk Perubahan Sosial”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing d yang telah membimbing dan
orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna.
Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Bondowoso
, 9 Desember 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta
dimasyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus
memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung
jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan
baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui Agama, kesenian tradisional,Paguyuban,
suku banjar.
1.2
Rumusan masalah
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam Agama?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam Seni Tradisional?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam paguyuban?
ü Bagaimana pendekatan sosial dalam suku Banjar?
1.3
Tujuan
ü Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pendekatan
sosial dalam praktek kebidanan meliputi pendekatan sosial dalam
agama,Tradisional, Paguyuban dan Suku Banjar.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL UNTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.
PENDEKATAN
MASALAH SOSIAL
Pendekatan
adalah suatu cara untuk mendekatkan atau masuk ke lingkungan sosial yang baru
agar kita bisa diterima dengan baik di lingkungan tersebut. Pendekatan ada
berbagai cara yaitu sebagai berikut:
a.
Pendekatan
Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani
hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain
itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagaima salah hidup
yang sedang dihadapi. Adapunaspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan
pelayanan kebidanandan kesehatan diantaranya :
·
Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu
menjaga kesehatannya.
·
Agama memberikan dorongan
batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfat baik bagi dirinya, keluaga masyarakat serta
bangsa.
·
Agama mengharuskan umat
manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala
aktivitasnya
·
Agama dapat
menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
b.
Pendekatan
Melalui Kesenian Tradisional
Istilah seni pada mulanya berasal
dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang
mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau
jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya
Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil.
·
Kesenian secara umum, dikenal dengan
rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa
keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang.
·
Kesenian tradisional adalah kesenian
yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun
atau kesenian baru,hasil dari pengembangan kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan
Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara
naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara
aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan yang
dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan dapat mampu memberi
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan praktik kebidanan
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan rumah
sakit. Oleh karena itu dalam hal ini tenaga bidan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kebidanan secara optimal.
Agar dalam menjalankan peran fungsi bidan dengan baik,
maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani dalam
pelayanan kepada pasiennya. Tercapainnya suatu pelayanan kebidanan perlu
adanya suatu tenaga bidan yang professional dan dapat memeberikan pelayanan
kebidaan yang berdasarkan kaida – kaidaah profesi bidan. Yaitu dengan cara :
·
Memiliki pengetahuan yang luas
·
Menggunakan pendekatan kepada
msyarakat baik secara sosial dan budaya yang akurat.
Tujuannya Diadakan Pendekatan dalam praktik kebidanan
adalah Memudahkan masyarakat dalam menerima informasi atau pelayanan yang
diberikan petugas, bahwa semua yang diberikan petugas itu benar
adanya. Dalam memberikan pelayanan kebidanan,bidan harus aktif dalam
memberikan pendekatan terhadap masyarakat. Dan juga seorang bidan harus bisa
menggerakkan peran masyarakat, khususnya dengan kesehatan ibu hamil.
ü
Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran
akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya
seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
·
Kepekaan eksistensi yang berkembang
pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang
membinanya.
·
Pengetahuan
kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni,
perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud
dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan
bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat
karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
ü
Peranan Seni
·
Seni sebagai kebutuhan.Dalam
memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai
perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan
pekerjaannya.
·
Seni sebagai ungkapan gagasan dan
alat komunikasi.
·
Sebagai ungkapan gagasan. Untuk
mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi
atau dipergunakan oleh orang lain.
·
Alat komunikasi. Berisi pesan
yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah
pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik,
ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton
dan nyanyian dalam drama modern.
ü
Kesenian sebagai media penyuluhan
kesehatan
Seorang petugas bisa menyelipkan
pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
·
Kesenian wayang
baik wayang kulit, orang ataupun golek, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan
misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll.
·
Mencipkan
lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah
setempat.
ü
Kesenian Sebagai
Seni Terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui
kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa
manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni
diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik
stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni
memahat patung, dll.
c.
Pendekatan
Melalui Paguyuban
Pendekatan dalam system
paguyuban. Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para
warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
ü
Ciri-Ciri
Paguyuban :
·
Adanya
hubungan perasaan kasih sayang
·
Adanya
keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
·
Tidak suka
menonjolkan diri
·
Selalu
memegang teguh adat lama yang konservatif
·
Sifat
gotong royong
·
Hubungan
kekeluargaan masih kental
d. Pendekatan
Dalam Sistem Banjar
Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas
prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan
kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang
diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada
umumnya tampak beberapa perbedaan,antara desa dipegunungan dan desa adat di
tanah datar. Menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas
dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang
diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.
ü
Cara –
cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali :
·
Menggerakan
dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan
penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan
setempat.
·
Pemerintah
memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang
ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah
pedalaman.
·
Penyuluhan
kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat .
·
Membina
dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan
sebagai pendidik ).Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah
kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.
2.
PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi
pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas.
Proses berubah dapat juga di artikan sebagai proses beranjaknya sesorang dari
keadaan status quo menjadi keaddaan keseimbangan semu.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap
dan memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga
perubahan yang terjadi secara radikal biasanya akan menemuui banyak hambatan
a. Macam-Macam Proses Berubah
ü
Perubahan Spontan
·
Perubahan yang terjadi tidak
diramalkan atau diprediksi sebelumnya
·
Perkembangan, yaitu perubahan yang
berbentuk kemajuan/peningkatan/penambahan yang terjadi pada individu, kelompok
atau organisasi
·
Perubahan yang direncanakan yaitu
sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
ü
Perubahan ditinjau dari keterlibatan
:
·
Melalui penyediaan informasi yang
cukup
·
Adanya sikap positif terhadap
perubahan sesuatu atau inovasi
·
Timbulnya komitmen diri untuk
berubah
ü
Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan
:
·
Perubahan berencana, contohnya
menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
·
Perubahan acak/kacau, contohnya
tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
ü
Faktor Pendukung/Pendorong
·
Perubahan dipandang sebagai suatu
hal yang positif oleh seseorang yang akan berubah.
·
Perubahan sesuai dengan nilai-nilai
dan norma yang diyakini.
·
Perubahan dilakukan pada hal-hal
yang kecil terlebih dahulu.
·
Melibatkan tokoh/orang lain yang
berpengaruh.
ü
Faktor Penghambat
·
Tidak adanya kemauan untuk berubah.
·
Perubahan yang dilakukan adalah
perubahan yang sangat sulit dilakukan.
·
Tidak adanya orang/lingkungan yang
mendukung target berubah untuk melakukan perubahan.
ü
Cara Mempengaruhi Kekuatan
·
Meningkatkan factor
pendukung/pendorong
1)
Memberikan dukungan dan dorongan
terus menerus selama berlangsungnya proses berubah.
2)
Menggunakan keberhasilah perubahan
orang lain sebagai contoh.
ü
Merngurangi/menekan Faktor
Penghambat
·
Mempertahankan forum diskusi baik
langsung maupun tidak langsung kepada target berubah
·
Menyediakan informasi yang di
perlukan pada saat yang tepat sesuai dengan kemampuan target berubah.
c. Tahap-tahap Proses
Berubah/Perubahan
ü
Roger (1962)
|
|
||||||
Roger melihat tahap perubahan
dari kemampuan individu untuk berubah
,yaitu:
·
Timbul kesadaran untuk berubah
(Awareness)
·
Muncul minat untuk mengadakan
pembaharuan (interest)
·
Mengadakan penilaian terhadap hal
yaang baru (evaluation)
·
Uji coba terhadap sesuatu yang
baru (Trial)
·
Menerima perubahan setelah
melakukan percobaan dan berhasil (Adoption)
ü
Lippit (1973)
|
||||||||||
|
||||||||||
Lippit melihat keberhasilan perubahan
dari segi change agent/inovator/pembaharuannya.
·
Mendiagosis masalah
“Change Agent” menganalisis
adanya kebutuhan berubah pada individu lain
·
Mengkaji motivasi unsur change
agent/pembaharu/sumber daya yang dapat dimanfaatkan
·
Menetapkan tujuan berubah
·
Menetapkan peran yangsesuai
dengan unsur pembaharu/change agent
·
Mempertahankan perubahan pada
tingkat yang telah dicapai
·
Mengakhiri bantuan yang diberikan
jika telah berhasil.
ü
Kurt Lewin (1951)
Lewin melihat perubahan dari
situasi dan kondisi.
·
Pencarian ( Unfreezing)
Keadaan siap berubah yaaitu
penghambat.
1)
Adanya motivasi yang kuat
2)
Adanya kesiapan untuk berubah
3)
Analisis kekuatan,yaitu faktor
pendukung yang lebih besar dari padda faktor penghambat.
·
Bergerak (Moving)
1)
Mulai menuju tahap baru
2)
Telah memiliki cukup informarsi
untuk beranjak dan menyepakati rancangan
kegiatan
3)
Sikap dan kemauan sudah mendukung
·
Pembekuan kembali (Refreezing)
1)
Mencapai tingkat baru, perilaku
yang baru diperoleh dan diintegrasikan kedalam pribadi
2)
Mencapai upaya penguatan(Reinforcement)
terus menerus ,umpan balik positif ,kritik
membangun dan mendorong akan menguatkan perilaku yang baru dipelajari
Untuk mencapai tahap baru yaitu faktor pendorong
sama dengan penghambat sehingga terjadi keseimbangan.
d. Bentuk Perubahan
ü
Penambahan
ü
Penggantian
ü
Memmbangun kembali
ü
Menghilangkan pola perilaku lama
ü
Memperkuat pola perilaku lama
e. Tingkat Perubahan
ü
Tingkat berubah
·
Pengetahuan (Knowledge)
·
Sikap (Attitude)
·
Perilaku individu (Individual
Behavior)
·
Perilaku kelompok (Group
behavior)
ü
|
|
ü
Dampak perubahan
·
Individu
Bagaimana individu mempersiapkan
diri untuk menghadapi perubahan dan
mengelola perbahan tersebut
·
Organisasi /kelompok
Bagaimana kelompok tersebut
beradaptasi terhadap perubahan tersebut dalam hal pandaangan dan pengelolaan
program program yang selanjutnya
·
Geopolitik
Bagaimana badan baaik dalam
lingkup nasioanal maupun internasional menghadaapi tuntutaan perubahan dan
masalah-masalah yang bersifat global.
f. Strategi untuk Berubah
ü
Rasional empirik
Dasar : Manusia dalah mahluk sosial
Cara : Pnyebaran pengetahuan dan penelitian
ü
Re e dukatif normatif
Pendukung : Norma,sosial budaya, komitmen diri
Perubaahan norma meliputi sikap
dan nilaai
ü
Paksaan/ kekuatan
Meliputi adalah kekuatan dari
Institusi, Kekuasaan, Manipulasi kekuatan elit
g. Faktor Penentu Keberhasilan
Berubah
Perubahan terencana :
ü
Adanya keuntungan relatif
Perubahan akan lebih mudah terjadi jika berbarengan dengan proses pendidikan,
adanya naturalisasi sosial budaya dan
pengalaman yang menjadikan seseorang berubah.
ü
Adanya kesesuaian
Perubahan akan terjadi sesuai
dengan kebutuhan dasar manusia, nilai-nlai hidup.
ü
Adanya kerumitan
Perubahan akan lebih sulit
terjadi apabila hal yang akan dirubah adalah sesuatu yang rumit , atau dengan
kata lain semakin rumit perubahan itu akan semakin sulit berhasil.
ü
Adanya uji coba
Perubahan akan lebih mudah
dilaksanakan apabila telah terbukti nyata.
ü
Dapat dikomunikasikan
Perubahan akan lebih mudah
dilakukan apabila hal tersebut dapat dikomunukasikan dengan orang lain sehingga
cara-cara atau langkah-langkah berubah tersebut akan lebih mudah dimengerti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan Melalui Agama:Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat
manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan
dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa
seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam
kegiatan apresiatif. Kesenian
sebagai media penyuluhan kesehatan seni diharapkan akan memberikan
dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin.
Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll. Pendekatan
Melalui Paguyuban adalah suatu kelompok atau
masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan
sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan
pamrih-pamrih. Pendekatan
Dalam Sistem Banjar Dalam
kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip
keturunan.
3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa harus lebih memahami mengenai Pendekatan
Masalah soaial untuk Perubahan sosial. Dengan pengetahuan yang
dimiliki diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan dan menerapkan Pendekatan
Masalah soaial untuk Perubahan sosial
DAFTAR PUSTAKA
ü Nurhayati,
Apriana dan Bustani ,Anita. 2012.Konsep
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ü Soepardan
Suryani.2008.Konsep kebidanan.Bandung:EGC
ü Estiwidani
Dwana,Meilani Niken, Widyasih Hesty, Widyastuti Yani.2008. Konsep kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
ü http://Kebidanan.blogspot.com
2012/12/aspek-sosial-budaya-tradisional-dalam-praktek-kebidanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar