Minggu, 15 Desember 2013

PENDEKATAN SOAIAL UNTUK PERUBAHAN SOSIAL


MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
PENDEKATAN MASALAH SOSIAL UNTUK
PERUBAHAN SOSIAL
OLEH:
ü MEGA BAGUS PA
ü NUR LAILIN
ü OUUT VITA AYU ANITA
ü RATIH ANUGRAH WATI
ü RISKA UTAMI
ü RISA SUSANTI
ü SITI FITRIYAH
ü SITTI ARMANI
ü SAFIRA MAULIDYA F
ü SRI ASTUTIK
ü UYUNUL KARIMAH

 
ü AFIFATUS ZAKIYAH
ü DARINNATUN N
ü DEWI ANDRIYANI
ü ERISKA FITRIA DIANI
ü FA’ IKATUL HIKMAH
ü FIFIN FEBRIYANTI
ü IMROATUL IZZA
ü IKA NURYANTI
ü INTAN NURJANNAH
ü LUTHFIATUL H

 
Kelompok 2












AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun  panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha  Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Masalah Sosial untuk  Perubahan Sosial”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing d yang telah membimbing dan orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.




                                                                        Bondowoso , 9 Desember 2013

                                                                                                            Penyusun











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta dimasyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui Agama, kesenian tradisional,Paguyuban, suku banjar.

1.2  Rumusan masalah
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam Agama?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam Seni Tradisional?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam paguyuban?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam suku Banjar?

1.3  Tujuan
ü  Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pendekatan sosial dalam praktek kebidanan meliputi pendekatan sosial dalam agama,Tradisional, Paguyuban dan Suku Banjar.











BAB II
PEMBAHASAN

PENDEKATAN MASALAH SOSIAL UNTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.      PENDEKATAN MASALAH SOSIAL
Pendekatan adalah suatu cara untuk mendekatkan atau masuk ke lingkungan sosial yang baru agar kita bisa diterima dengan baik di lingkungan tersebut. Pendekatan ada berbagai cara yaitu sebagai berikut:

a.      Pendekatan Melalui Agama
Agama  dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia  dalam  menjalani hidup meliputi  seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagaima salah hidup yang sedang dihadapi. Adapunaspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanandan kesehatan diantaranya :
·         Agama  memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
·         Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita  dan perilaku manusia dalam   menjalani kehidupan yang  bermanfat baik  bagi dirinya, keluaga masyarakat serta bangsa.
·         Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
·         Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya.





b.      Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-t2acqTIafoZTsYstUDI4LUg8t5Lm5yEc7IMYI0v7niXcYV9sgaq4EH21_le-4lY4WiomgWG8xlbjPw3K4EwNE8SCEjY0FR6cj7fw8NdggOKBcIn_1dqtQkCVhVrbRQSi2kXkaPZFSHc/s320/gamelan.jpg






Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil.
·         Kesenian secara umum, dikenal dengan rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang.
·         Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil  dari pengembangan kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan yang dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan dapat mampu memberi pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu dalam hal ini tenaga bidan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan secara optimal.
Agar dalam menjalankan peran fungsi bidan dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani dalam pelayanan kepada pasiennya. Tercapainnya suatu pelayanan kebidanan perlu adanya suatu tenaga bidan yang professional dan dapat memeberikan pelayanan kebidaan yang berdasarkan kaida – kaidaah profesi bidan. Yaitu dengan cara :
·         Memiliki pengetahuan yang luas
·         Menggunakan pendekatan kepada msyarakat baik secara sosial dan budaya yang akurat.
Tujuannya Diadakan Pendekatan dalam praktik kebidanan adalah Memudahkan masyarakat dalam menerima informasi atau pelayanan yang diberikan petugas, bahwa semua yang diberikan petugas itu benar adanya. Dalam memberikan pelayanan kebidanan,bidan harus aktif dalam memberikan pendekatan terhadap masyarakat. Dan juga seorang bidan harus bisa menggerakkan peran masyarakat, khususnya dengan kesehatan ibu hamil.

ü  Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
·         Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
·         Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
ü  Peranan Seni
·         Seni sebagai kebutuhan.Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
·         Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi.
·         Sebagai ungkapan gagasan. Untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
·         Alat komunikasi. Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.
ü  Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
            Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPg596DxoiKvIc5zBD3WyXVg8wqTTD29_T1_nT8tmphl_1o8fd2XDYqZ3u-An9xS2fHo5Byr24TWPuSt1drWCu34yg9GeZQqgTkjIAO3Ydz7-IQJ_NDtQX1qD1laLtP7gX1zN_nGIQ6B0/s320/gatutkaca.jpg





·         Kesenian wayang baik wayang kulit, orang ataupun golek, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll.
·         Mencipkan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.

ü  Kesenian Sebagai Seni Terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.

c.       Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan dalam system paguyuban. Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
ü  Ciri-Ciri Paguyuban :
·         Adanya hubungan perasaan kasih sayang
·         Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
·         Tidak suka menonjolkan diri
·         Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
·         Sifat gotong royong
·         Hubungan kekeluargaan masih kental

d.      Pendekatan Dalam Sistem Banjar
Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada umumnya tampak beberapa perbedaan,antara desa dipegunungan dan desa adat di tanah datar. Menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.

ü  Cara – cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali  :
·         Menggerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat.
·         Pemerintah memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah pedalaman.
·         Penyuluhan kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
·         Membina dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan sebagai pendidik ).Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.




2.      PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas. Proses berubah dapat juga di artikan sebagai proses beranjaknya sesorang dari keadaan status quo menjadi keaddaan keseimbangan semu.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya akan menemuui banyak hambatan
a.      Macam-Macam Proses Berubah
ü  Perubahan Spontan
·         Perubahan yang terjadi tidak diramalkan atau diprediksi sebelumnya
·         Perkembangan, yaitu perubahan yang berbentuk kemajuan/peningkatan/penambahan yang terjadi pada individu, kelompok atau organisasi
·         Perubahan yang direncanakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.

ü  Perubahan ditinjau dari keterlibatan :
·         Melalui penyediaan informasi yang cukup
·         Adanya sikap positif terhadap perubahan sesuatu atau inovasi
·         Timbulnya komitmen diri untuk berubah

ü  Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan :
·         Perubahan berencana, contohnya menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
·         Perubahan acak/kacau, contohnya tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan.

b.      Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
ü  Faktor Pendukung/Pendorong
·         Perubahan dipandang sebagai suatu hal yang positif oleh seseorang yang akan berubah.
·         Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini.
·         Perubahan dilakukan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
·         Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh.

ü  Faktor Penghambat
·         Tidak adanya kemauan untuk berubah.
·         Perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang sangat sulit dilakukan.
·         Tidak adanya orang/lingkungan yang mendukung target berubah untuk melakukan perubahan.

ü  Cara Mempengaruhi Kekuatan
·         Meningkatkan factor pendukung/pendorong
1)      Memberikan dukungan dan dorongan terus menerus selama berlangsungnya proses berubah.
2)      Menggunakan keberhasilah perubahan orang lain sebagai contoh.

ü  Merngurangi/menekan Faktor Penghambat
·         Mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun tidak langsung kepada target berubah
·         Menyediakan informasi yang di perlukan pada saat yang tepat sesuai dengan kemampuan target berubah.

c.       Tahap-tahap Proses Berubah/Perubahan
ü  Roger (1962)







Pengenalan
Perubahan
 


Menerima/menolak
perubahan
 

 



Roger melihat tahap perubahan dari kemampuan individu untuk  berubah ,yaitu:
·         Timbul kesadaran untuk berubah (Awareness)
·         Muncul minat untuk mengadakan pembaharuan (interest)
·         Mengadakan penilaian terhadap hal yaang baru (evaluation)
·         Uji coba terhadap sesuatu yang baru (Trial)
·         Menerima perubahan setelah melakukan percobaan dan berhasil (Adoption)
ü  Lippit (1973)












Menerima/menolak
perubahan
 

Pengenalan
Perubahan
 










Oval: Change Agent
 








Lippit melihat keberhasilan perubahan dari segi change agent/inovator/pembaharuannya.
·         Mendiagosis masalah
“Change Agent” menganalisis adanya kebutuhan berubah pada individu lain
·         Mengkaji motivasi unsur change agent/pembaharu/sumber daya yang dapat dimanfaatkan
·         Menetapkan tujuan berubah
·         Menetapkan peran yangsesuai dengan unsur pembaharu/change agent
·         Mempertahankan perubahan pada tingkat yang telah dicapai
·         Mengakhiri bantuan yang diberikan jika telah berhasil.
ü  Kurt Lewin (1951)
Lewin melihat perubahan dari situasi dan kondisi.
·         Pencarian ( Unfreezing)
Keadaan siap berubah yaaitu penghambat.
1)      Adanya motivasi yang kuat
2)      Adanya kesiapan untuk berubah
3)      Analisis kekuatan,yaitu faktor pendukung yang lebih besar dari padda faktor penghambat.
·         Bergerak (Moving)
1)      Mulai menuju tahap baru
2)      Telah memiliki cukup informarsi untuk beranjak dan menyepakati rancangan  kegiatan
3)      Sikap dan kemauan sudah mendukung
·         Pembekuan kembali (Refreezing)
1)      Mencapai tingkat baru, perilaku yang baru diperoleh dan diintegrasikan kedalam pribadi
2)      Mencapai upaya penguatan(Reinforcement) terus menerus ,umpan balik positif ,kritik  membangun dan mendorong akan menguatkan perilaku yang baru dipelajari
Untuk mencapai tahap baru yaitu faktor pendorong sama dengan penghambat sehingga terjadi keseimbangan.

d.      Bentuk Perubahan
ü  Penambahan
ü  Penggantian
ü  Memmbangun kembali
ü  Menghilangkan pola perilaku lama
ü  Memperkuat pola perilaku lama
e.       Tingkat Perubahan
ü  Tingkat berubah
·         Pengetahuan (Knowledge)
·         Sikap (Attitude)
·         Perilaku individu (Individual Behavior)
·         Perilaku kelompok (Group behavior)


















 









ü 
Lama
 
singkat
 
Text Box: Pengetahuan
knowledge
Dampak berubah







ü  Dampak perubahan
·         Individu
Bagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan  dan mengelola perbahan tersebut
·         Organisasi /kelompok
Bagaimana kelompok tersebut beradaptasi terhadap perubahan tersebut dalam hal pandaangan dan pengelolaan program program yang selanjutnya
·         Geopolitik
Bagaimana badan baaik dalam lingkup nasioanal maupun internasional menghadaapi tuntutaan perubahan dan masalah-masalah yang bersifat global.
f.       Strategi untuk Berubah
ü  Rasional empirik
Dasar   : Manusia dalah mahluk sosial
Cara     : Pnyebaran pengetahuan dan penelitian
ü  Re e dukatif normatif
Pendukung      : Norma,sosial budaya, komitmen diri
Perubaahan norma meliputi sikap dan nilaai
ü  Paksaan/ kekuatan
Meliputi adalah kekuatan dari Institusi, Kekuasaan, Manipulasi kekuatan elit
g.      Faktor Penentu Keberhasilan Berubah
Perubahan terencana :
ü  Adanya keuntungan relatif
Perubahan akan lebih mudah terjadi  jika berbarengan dengan proses pendidikan, adanya naturalisasi sosial budaya  dan pengalaman yang menjadikan seseorang berubah.
ü  Adanya kesesuaian
Perubahan akan terjadi sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, nilai-nlai hidup.
ü  Adanya kerumitan
Perubahan akan lebih sulit terjadi apabila hal yang akan dirubah adalah sesuatu yang rumit , atau dengan kata lain semakin rumit perubahan itu akan semakin sulit berhasil.
ü  Adanya uji coba
Perubahan akan lebih mudah dilaksanakan apabila telah terbukti nyata.
ü  Dapat dikomunikasikan
Perubahan akan lebih mudah dilakukan apabila hal tersebut dapat dikomunukasikan dengan orang lain sehingga cara-cara atau langkah-langkah berubah tersebut akan lebih mudah dimengerti.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
      Pendekatan Melalui Agama:Agama  dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia  dalam  menjalani hidup meliputi  seluruh aspek kehidupan. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll. Pendekatan Melalui Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih. Pendekatan Dalam Sistem Banjar  Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan.

3.2  Saran
Sebaiknya mahasiswa harus lebih memahami mengenai Pendekatan Masalah soaial untuk Perubahan sosial. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan dan menerapkan  Pendekatan Masalah soaial untuk Perubahan sosial








DAFTAR PUSTAKA

ü  Nurhayati, Apriana dan Bustani ,Anita. 2012.Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ü  Soepardan Suryani.2008.Konsep kebidanan.Bandung:EGC
ü  Estiwidani Dwana,Meilani Niken, Widyasih Hesty, Widyastuti Yani.2008. Konsep kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
ü  http://Kebidanan.blogspot.com 2012/12/aspek-sosial-budaya-tradisional-dalam-praktek-kebidanan.html


MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
PENDEKATAN MASALAH SOSIAL UNTUK
PERUBAHAN SOSIAL
OLEH:
ü MEGA BAGUS PA
ü NUR LAILIN
ü OUUT VITA AYU ANITA
ü RATIH ANUGRAH WATI
ü RISKA UTAMI
ü RISA SUSANTI
ü SITI FITRIYAH
ü SITTI ARMANI
ü SAFIRA MAULIDYA F
ü SRI ASTUTIK
ü UYUNUL KARIMAH

 
ü AFIFATUS ZAKIYAH
ü DARINNATUN N
ü DEWI ANDRIYANI
ü ERISKA FITRIA DIANI
ü FA’ IKATUL HIKMAH
ü FIFIN FEBRIYANTI
ü IMROATUL IZZA
ü IKA NURYANTI
ü INTAN NURJANNAH
ü LUTHFIATUL H

 
Kelompok 2












AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun  panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha  Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Masalah Sosial untuk  Perubahan Sosial”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing d yang telah membimbing dan orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.




                                                                        Bondowoso , 9 Desember 2013

                                                                                                            Penyusun











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta dimasyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui Agama, kesenian tradisional,Paguyuban, suku banjar.

1.2  Rumusan masalah
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam Agama?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam Seni Tradisional?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam paguyuban?
ü  Bagaimana pendekatan sosial dalam suku Banjar?

1.3  Tujuan
ü  Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pendekatan sosial dalam praktek kebidanan meliputi pendekatan sosial dalam agama,Tradisional, Paguyuban dan Suku Banjar.











BAB II
PEMBAHASAN

PENDEKATAN MASALAH SOSIAL UNTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.      PENDEKATAN MASALAH SOSIAL
Pendekatan adalah suatu cara untuk mendekatkan atau masuk ke lingkungan sosial yang baru agar kita bisa diterima dengan baik di lingkungan tersebut. Pendekatan ada berbagai cara yaitu sebagai berikut:

a.      Pendekatan Melalui Agama
Agama  dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia  dalam  menjalani hidup meliputi  seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagaima salah hidup yang sedang dihadapi. Adapunaspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanandan kesehatan diantaranya :
·         Agama  memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
·         Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita  dan perilaku manusia dalam   menjalani kehidupan yang  bermanfat baik  bagi dirinya, keluaga masyarakat serta bangsa.
·         Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
·         Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya.





b.      Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-t2acqTIafoZTsYstUDI4LUg8t5Lm5yEc7IMYI0v7niXcYV9sgaq4EH21_le-4lY4WiomgWG8xlbjPw3K4EwNE8SCEjY0FR6cj7fw8NdggOKBcIn_1dqtQkCVhVrbRQSi2kXkaPZFSHc/s320/gamelan.jpg






Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil.
·         Kesenian secara umum, dikenal dengan rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang.
·         Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil  dari pengembangan kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Rumah Sakit adalah salah satu sarana pelayanan yang dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik dan dapat mampu memberi pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu dalam hal ini tenaga bidan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan secara optimal.
Agar dalam menjalankan peran fungsi bidan dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani dalam pelayanan kepada pasiennya. Tercapainnya suatu pelayanan kebidanan perlu adanya suatu tenaga bidan yang professional dan dapat memeberikan pelayanan kebidaan yang berdasarkan kaida – kaidaah profesi bidan. Yaitu dengan cara :
·         Memiliki pengetahuan yang luas
·         Menggunakan pendekatan kepada msyarakat baik secara sosial dan budaya yang akurat.
Tujuannya Diadakan Pendekatan dalam praktik kebidanan adalah Memudahkan masyarakat dalam menerima informasi atau pelayanan yang diberikan petugas, bahwa semua yang diberikan petugas itu benar adanya. Dalam memberikan pelayanan kebidanan,bidan harus aktif dalam memberikan pendekatan terhadap masyarakat. Dan juga seorang bidan harus bisa menggerakkan peran masyarakat, khususnya dengan kesehatan ibu hamil.

ü  Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni. Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
·         Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
·         Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
ü  Peranan Seni
·         Seni sebagai kebutuhan.Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
·         Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi.
·         Sebagai ungkapan gagasan. Untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
·         Alat komunikasi. Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.
ü  Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
            Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPg596DxoiKvIc5zBD3WyXVg8wqTTD29_T1_nT8tmphl_1o8fd2XDYqZ3u-An9xS2fHo5Byr24TWPuSt1drWCu34yg9GeZQqgTkjIAO3Ydz7-IQJ_NDtQX1qD1laLtP7gX1zN_nGIQ6B0/s320/gatutkaca.jpg





·         Kesenian wayang baik wayang kulit, orang ataupun golek, dapat dimasukkan pesan-pesan kesehatan misalnya, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dll.
·         Mencipkan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.

ü  Kesenian Sebagai Seni Terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.

c.       Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan dalam system paguyuban. Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
ü  Ciri-Ciri Paguyuban :
·         Adanya hubungan perasaan kasih sayang
·         Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
·         Tidak suka menonjolkan diri
·         Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
·         Sifat gotong royong
·         Hubungan kekeluargaan masih kental

d.      Pendekatan Dalam Sistem Banjar
Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada umumnya tampak beberapa perbedaan,antara desa dipegunungan dan desa adat di tanah datar. Menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.

ü  Cara – cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali  :
·         Menggerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat.
·         Pemerintah memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah pedalaman.
·         Penyuluhan kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
·         Membina dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan sebagai pendidik ).Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.




2.      PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas. Proses berubah dapat juga di artikan sebagai proses beranjaknya sesorang dari keadaan status quo menjadi keaddaan keseimbangan semu.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya akan menemuui banyak hambatan
a.      Macam-Macam Proses Berubah
ü  Perubahan Spontan
·         Perubahan yang terjadi tidak diramalkan atau diprediksi sebelumnya
·         Perkembangan, yaitu perubahan yang berbentuk kemajuan/peningkatan/penambahan yang terjadi pada individu, kelompok atau organisasi
·         Perubahan yang direncanakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.

ü  Perubahan ditinjau dari keterlibatan :
·         Melalui penyediaan informasi yang cukup
·         Adanya sikap positif terhadap perubahan sesuatu atau inovasi
·         Timbulnya komitmen diri untuk berubah

ü  Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan :
·         Perubahan berencana, contohnya menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
·         Perubahan acak/kacau, contohnya tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan.

b.      Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
ü  Faktor Pendukung/Pendorong
·         Perubahan dipandang sebagai suatu hal yang positif oleh seseorang yang akan berubah.
·         Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini.
·         Perubahan dilakukan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
·         Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh.

ü  Faktor Penghambat
·         Tidak adanya kemauan untuk berubah.
·         Perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang sangat sulit dilakukan.
·         Tidak adanya orang/lingkungan yang mendukung target berubah untuk melakukan perubahan.

ü  Cara Mempengaruhi Kekuatan
·         Meningkatkan factor pendukung/pendorong
1)      Memberikan dukungan dan dorongan terus menerus selama berlangsungnya proses berubah.
2)      Menggunakan keberhasilah perubahan orang lain sebagai contoh.

ü  Merngurangi/menekan Faktor Penghambat
·         Mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun tidak langsung kepada target berubah
·         Menyediakan informasi yang di perlukan pada saat yang tepat sesuai dengan kemampuan target berubah.

c.       Tahap-tahap Proses Berubah/Perubahan
ü  Roger (1962)







Pengenalan
Perubahan
 


Menerima/menolak
perubahan
 

 



Roger melihat tahap perubahan dari kemampuan individu untuk  berubah ,yaitu:
·         Timbul kesadaran untuk berubah (Awareness)
·         Muncul minat untuk mengadakan pembaharuan (interest)
·         Mengadakan penilaian terhadap hal yaang baru (evaluation)
·         Uji coba terhadap sesuatu yang baru (Trial)
·         Menerima perubahan setelah melakukan percobaan dan berhasil (Adoption)
ü  Lippit (1973)












Menerima/menolak
perubahan
 

Pengenalan
Perubahan
 










Oval: Change Agent
 








Lippit melihat keberhasilan perubahan dari segi change agent/inovator/pembaharuannya.
·         Mendiagosis masalah
“Change Agent” menganalisis adanya kebutuhan berubah pada individu lain
·         Mengkaji motivasi unsur change agent/pembaharu/sumber daya yang dapat dimanfaatkan
·         Menetapkan tujuan berubah
·         Menetapkan peran yangsesuai dengan unsur pembaharu/change agent
·         Mempertahankan perubahan pada tingkat yang telah dicapai
·         Mengakhiri bantuan yang diberikan jika telah berhasil.
ü  Kurt Lewin (1951)
Lewin melihat perubahan dari situasi dan kondisi.
·         Pencarian ( Unfreezing)
Keadaan siap berubah yaaitu penghambat.
1)      Adanya motivasi yang kuat
2)      Adanya kesiapan untuk berubah
3)      Analisis kekuatan,yaitu faktor pendukung yang lebih besar dari padda faktor penghambat.
·         Bergerak (Moving)
1)      Mulai menuju tahap baru
2)      Telah memiliki cukup informarsi untuk beranjak dan menyepakati rancangan  kegiatan
3)      Sikap dan kemauan sudah mendukung
·         Pembekuan kembali (Refreezing)
1)      Mencapai tingkat baru, perilaku yang baru diperoleh dan diintegrasikan kedalam pribadi
2)      Mencapai upaya penguatan(Reinforcement) terus menerus ,umpan balik positif ,kritik  membangun dan mendorong akan menguatkan perilaku yang baru dipelajari
Untuk mencapai tahap baru yaitu faktor pendorong sama dengan penghambat sehingga terjadi keseimbangan.

d.      Bentuk Perubahan
ü  Penambahan
ü  Penggantian
ü  Memmbangun kembali
ü  Menghilangkan pola perilaku lama
ü  Memperkuat pola perilaku lama
e.       Tingkat Perubahan
ü  Tingkat berubah
·         Pengetahuan (Knowledge)
·         Sikap (Attitude)
·         Perilaku individu (Individual Behavior)
·         Perilaku kelompok (Group behavior)


















 









ü 
Lama
 
singkat
 
Text Box: Pengetahuan
knowledge
Dampak berubah







ü  Dampak perubahan
·         Individu
Bagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan  dan mengelola perbahan tersebut
·         Organisasi /kelompok
Bagaimana kelompok tersebut beradaptasi terhadap perubahan tersebut dalam hal pandaangan dan pengelolaan program program yang selanjutnya
·         Geopolitik
Bagaimana badan baaik dalam lingkup nasioanal maupun internasional menghadaapi tuntutaan perubahan dan masalah-masalah yang bersifat global.
f.       Strategi untuk Berubah
ü  Rasional empirik
Dasar   : Manusia dalah mahluk sosial
Cara     : Pnyebaran pengetahuan dan penelitian
ü  Re e dukatif normatif
Pendukung      : Norma,sosial budaya, komitmen diri
Perubaahan norma meliputi sikap dan nilaai
ü  Paksaan/ kekuatan
Meliputi adalah kekuatan dari Institusi, Kekuasaan, Manipulasi kekuatan elit
g.      Faktor Penentu Keberhasilan Berubah
Perubahan terencana :
ü  Adanya keuntungan relatif
Perubahan akan lebih mudah terjadi  jika berbarengan dengan proses pendidikan, adanya naturalisasi sosial budaya  dan pengalaman yang menjadikan seseorang berubah.
ü  Adanya kesesuaian
Perubahan akan terjadi sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, nilai-nlai hidup.
ü  Adanya kerumitan
Perubahan akan lebih sulit terjadi apabila hal yang akan dirubah adalah sesuatu yang rumit , atau dengan kata lain semakin rumit perubahan itu akan semakin sulit berhasil.
ü  Adanya uji coba
Perubahan akan lebih mudah dilaksanakan apabila telah terbukti nyata.
ü  Dapat dikomunikasikan
Perubahan akan lebih mudah dilakukan apabila hal tersebut dapat dikomunukasikan dengan orang lain sehingga cara-cara atau langkah-langkah berubah tersebut akan lebih mudah dimengerti.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
      Pendekatan Melalui Agama:Agama  dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia  dalam  menjalani hidup meliputi  seluruh aspek kehidupan. Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah.Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll. Pendekatan Melalui Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih. Pendekatan Dalam Sistem Banjar  Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan.

3.2  Saran
Sebaiknya mahasiswa harus lebih memahami mengenai Pendekatan Masalah soaial untuk Perubahan sosial. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan dan menerapkan  Pendekatan Masalah soaial untuk Perubahan sosial








DAFTAR PUSTAKA

ü  Nurhayati, Apriana dan Bustani ,Anita. 2012.Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ü  Soepardan Suryani.2008.Konsep kebidanan.Bandung:EGC
ü  Estiwidani Dwana,Meilani Niken, Widyasih Hesty, Widyastuti Yani.2008. Konsep kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya
ü  http://Kebidanan.blogspot.com 2012/12/aspek-sosial-budaya-tradisional-dalam-praktek-kebidanan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar